Banyak Inovasi, Fakultas Peternakan Jadi Favorit
MAKASSAR - Selama ini mahasiswa di fakultas peternakan identik dengan hewan, kandang, dan berbagai praktik di laboratorium. Hal tersebut membuat tak semua calon mahasiswa tertarik, sehingga lebih memilih kuliah di fakultas kedokteran atau teknik.
Namun, saat ini anggapan itu sudah tak berlaku lagi. Pasalnya, fakultas peternakan kini semakin diminati lantaran punya prospek bisnis yang menjanjikan. Bahkan, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir gencar mempromosikan inovasi-inovasi di bidang peternakan guna menarik minat calon mahasiswa
"Mahasiswa di fakultas peternakan itu banyak. Apalagi karena selalu promosi minat ke fakultas peternakan meningkat tajam. Di IPB misalnya, minat mahasiswa peternakan naik, begitu juga di fakultas pertanian dan perikanan juga naik," tuturnya saat berbincang di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, belum lama ini.
Kendati demikian, Nasir menilai, keberadaan fakultas peternakan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia sudah cukup banyak. Namun, kualitasnya belum maksimal, terutama dalam bidang produksi, inovasi, dan pengelolaan ternak.
"Saat ini saya selalu mendorong mahasiswa fakultas peternakan untuk berinovasi, caranya dengan penelitian. Seperti pada persilangan sapi bali dan madura sehingga menjadi suatu bibit unggul ini ternyata pertama kali di Indonesia. Jadi harus mau ke arah inovasi," ujarnya.
Nasir mengungkapkan, fakultas peternakan harus mampu menciptakan teknologi, terutama terkait produktivitas. Menurut dia, terdapat dua aspek yang menjadi titik perhatian, yaitu dari hulu hingga hilir.
"Kalau hulu, contohnya yang menciptakan breeding sapi. Sedangkan hilir, yakni pembudidayaan secara masif. Inovasi yang dihasilkan harus berguna bagi masyarakat," Ucapnya.
Pada kesempatan penyerahan semen beku (sperma bibit) Sapi Bali Pollet dari Menristekdikti ke Universitas Hasanuddin (Unhas), Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA menambahkan, fakultas peternakan diminati lantaran pihak kampus juga memberikan garansi kepada mahasiswa untuk memperoleh kualitas pendidikan yang baik serta praktik secara langsung di lapangan.
"Ada beberapa mahasiswa yang ikut mengelola bank feses di Maiwa Breeding Centre (MBA) saat ini sudah memiliki penghasilan. Padahal tadinya mereka hanya mendampingi petani untuk mengolah kotoran sapi yang telah dikumpul menjadi satu di bank feses untuk dijadikan pupuk organik," pungkasnya